Resin akrilik adalah
rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang.1
Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam proses rehabilitatif,
untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge.
A. Klasifikasi
Menurut American Dental Asociation
(ADA), resin akrilik dibedakan menjadi dua, yaitu :2
1. Resin
Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).
Merupakan resin akrilik yang
polimerisasinya dengan bantuan pemanasan.
Energi termal yang diperlukan dalam
polimerisasi dapat diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau microwave.
Penggunaan energy termal menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya
radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.
2. Resin
Akrilik Swapolimerisasi ( Self-Cured Autopolymerizing/Resin Cold Curing).
Merupakan resin akrilik yang teraktivasi
secara kimia.
Resin yang teraktivasi secara kimia
tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan pada suhu kamar.
Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penembahan amintersier terhadapa monomer.
Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan
terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan
polimerisasi dimulai.
B. Komposisi
Berikut adalah table komposisi dari
resin akrilik.3
POWDER
|
Polymer
|
Butir
polymetakrilat
|
Initiator
|
Peroxide
seperti benzoil peroxide
|
Pigmen
|
Salt dari
cadmium of Iron atau organic dyes
|
LIQUID
|
Monomer
|
Methylmetacrylat
|
Cross-Linking
|
Ethylenglycoldimethacrylate
|
Agent
|
Kira-kira 10%
|
Inhibitor
|
Hydroquinone
|
Activator*
|
N-dimethyl-P-toluidinol
|
*hanya pada self-curing materials.
C. Sifat
Berikut adalah sifat dari resin akrilik.3
1.
Sifat Fisik
Dari
penampilannya, resin akrilik memadai. Material tersedia dalam beragam nuansa. Resin
akrilik mengandung bermacam pigmen yang dapat dicocokkan pada jaringan pasien
dalam beberapa ras.
Nilai
Tg dapat bervariasi dari satu produk ke
produk lain tergantung pada berat molekul rata-rata dan level monomer residu. Sebuah
nilai yang umum dari Tg untuk resin akrilik polimerisasi panas adalah 1050C.
Dimana nilai tersebut merupakan nilai yang lebih tinggi dari suhu dimana basis
peroleh selama servis normal. Nilai modulus elastic menurun dan bagaimanapun, potensi
creep meningkat jauh pada suhu yang mendekati Tg, dan pasien dapat menyebabkan
distorsi dengan merendam gigi tiruan dalam air mendidih. Nilai Tg untuk resin
akrilik swapolimerisasi biasanya lebih rendah daripada resin akrilik
polimerisasi panas. Nilainya adalah sekitar 900C. Bagaimanapun, ada kesempatan
besar dari produk ini mengalami distorsi pada air mendidih. Penggunaan air pada
suhu diatas 650C dapat dihindari untuk merendam gigi tiruan. Nilai
Tg dapat berkurang menjadi 600C atau lebih rendah jika besar
kuantitas dari jumlah molekul rendah atau monomer residunya ada. Hal ini dapat
terjadi jika material tidak cured dengan benar dan kebanyakan terjadi di resin
akrilik swapolimerisasi.
Resin
akrilik memiliki nilai rendah terhadap gravitasi karena terbuat dari kelompok
atom bersinar, contohnya carbon, oxygen dan hydrogen.
Resin
akrilik dapat digolongkan ke isolator yang baik. Konduktivitas noemalnya
sekitar 100-1000 kali lebih rendah dari nilai pada logam dan alloy.
2.
Sifat Mekanik
Dibandingkan
dengan alloy seperti Co/Cr dan stainless steel, resin akrilik dapat dikatakan
lembut, lemah dan material yang fleksibel. Basis gigi tiruan dibuat dengan
ketebalan yang memadai, kaku, dan kuat.
Resin
akrilik juga memiliki dampak yang relative rendah terhadap kekuatan dan jika
basis ini di jatuhkan pada permukaan kasar, maka kemungkinan terjadinya fraktur
adalah tinggi. Dampak kekuatan pada dasarnya adalah ukuran untuk ketangguhan
material seperti mengukur energy yang dibutuhkan untuk memulai retak melalui specimen
dari dimensi yang diketahui.
Crazing
terkadang dapat terjadi pada permukaan dari resin akrilik. Ini merupakan seri
dari permukaan retak yang memiliki efek melemahkan basis.
Angka
kekerasan Vicker mengindikasikan bahwa polimer resin akrilik relative lembut,
terutama jika dibandingkan dengan alloy.
3.
Sifat Kimia dan Biologi
Resin
akrilik lambat dalam menyerap air dan nilai ekuilibrium sekitar 2% absorpso
dicapai setelah beberapa hari atau minggu tergantung pada ketebalan dari basis.
Absorpsi
air dapat menyebabkan perubahan dimensi, walaupun hal ini dianggap tidak
signifikan.
Hal
yang berhubungan dengan absorpsi air adalah kemampuan beberapa organism berkolon
di permukaan dari resin akrilik. Masih belum jelas apakah organism, seperti Candida albicans, terdapat pada permukaan
tepat dari gigi tiruan, atau mereka mempenetrasi lapisan luar resin.
Resin
akrilik harus diperlakukan dengan tepat dan ditangani dengan hati-hati oleh
teknisi yang terlibat dalam manipulasi. Tingkat bubuk akrilik dan monomer MMA
pada atmosfer harus berada di batas minimal karena keduanya dapat berbahaya.
Monomer
residu dari resin akrilik dapat mengiritasi jaringan dan menyebabkan alergi.
D.
Manipulasi
Rasio
polimer:monomer adalah 3:1. Hal ini akan memberikan monomer yang cukup untuk membasahi
keseluruhan partikel polimer.
Ada
dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan teknik
molding-penyuntikan.2
1. Teknik
Molding-Tekanan
·
Susunan gigi tiruan disiapkan untuk
proses penanaman.
·
Master model ditanam dalam dentak stone
yang dibentuk dengan tepat.
·
Permukaan oklusal dan insisal elemen
gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan
kuvet.
·
Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh
rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup
kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras.
·
Setelah proses pengerasan sempurna,
malam dikeluarkan dari mold. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air
mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan/diangkat dari air dan kedua
bagian kuvet dibuka. Kemudian malam lunak dikeluarkan.
·
Penempatan medium pemisah berbasis
alginat untuk melindungi bahan protesa.
2. Teknik
Molding-Penyuntikan
·
Setengah kuvet diisi dengan adukan
dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone
dibentuk dan dibiarkan mengeras.
·
Sprue diletakkan pada basis malam.
·
Permukaan oklusal dan insisal elemen
gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa.
·
Pembuangan malam dengan melakukan
pemisahan kedua bagian kuvet dan kemudian kuvet disatukan kembali.
·
Resin disuntikkan ke dalam rongga mold.
·
Resin dibiarkan dingin dan memadat.
·
Kuvet dimasukkan ke dalam bak air untuk
polimerisasi resin. Begitu bahan terpolimerisasi, resin tambahan dimasukkan ke
dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan,
diproses akhir, dipoles.
DAFTAR PUSTAKA
2.
K. Anusavice. Philip’s Science and
Dental Materials. 11th Ed. Elsevier Science. 2003
3.
McCabe JF and Walls AWG. Applied Dental
Materials. 9th Ed. Blackwell. Munksgaard. 2008