Gigi
tiruan jembatan (GTJ) adalah gigi tiruan cekat yang digabungkan dengan gigi
tetangganya yang telah dipreparasi. Bagian GTJ ada 3, yaitu :
·
Pontik (pengganti gigi yang hilang).
·
Retainer (gigi penyangga yang telah
dipreparasi, bertujuan sebagai tempat menyalurnya tekanan kunyah).
·
Konektor (penyambung pontik dan
retainer).
1.
Pontik
Secara garis besar ada 2 jenis pontik, yaitu ada
pontik yang berkontak dengan residual ridge dan ada pontik yang tidak berkontak
dengan residual ridge (juga disebut sanitary pontic).
a. Sanitary
pontic terdiri dari 2, yaitu pontik sanitari dan sanitari modifikasi.
Ada jarak ±2mm antara dasar pontik dan residual ridge.
pontik sanitari
pontik sanitari modifikasi
Kelebihan
: mudah pembersihan plak.
Kekurangan
: bisa membuat terjebak makanan, bentuk tidak seperti gigi asli.
b. Pontik
yang berkontak dengan residual ridge terbagi 4:
§ Saddle/ridge
lap.
Bentuknya konkav dan mengenai ridge di bagian bukal
dan lingualnya. Membuat seolah-olah seperti gigi asli.
Kelebihan:
estetik baik.
Kekurangan
: tidak direkomendasikan. Susah dalam
menjaga oral hygiene. Dapat menyebabkan inflamasi.
§ Ridge
lap modifikasi.
Kombinasi desain sanitari dan saddle. Bagian bukal
tertutup, tapi bagian lingual terbuka sehingga memudahkan kontrol plak. Desain
ini digunakan pada gigi yang membutuhkan estetik. Merupakan desain pontik yang
paling sering dipakai untuk gigi yang tempat saat berfungsi.
Kelebihan
: estetik baik.
Kekurangani
:
tidak bisa digunakan untuk jarak serviko-oklusal < 5mm.
§ Conical/egg
shaped/bullet-shaped/heart-shaped.
Dasar pontik sangat cembung dimana nanti hanya ada
satu titik di tengah dasar pontik yang berkontak dengan ridge. Biasa digunakan
untuk gigi molar bawah. Pemilihan bergantung pada lebarnya ridge. Tidak cocok
untuk ridge yang lebar, karena bisa membuat terjebaknya makanan.
Kelebihan
: memudahkan kontrol plak.
Kekurangan
: estetik kurang.
§ Ovate.
Bagian cembung di dasarnya masuk ke cekungan di
jaringan lunak ridge, menampilkan gigi yang memang muncul dari gingiva.
Kelebihan
:
estetik baik, memudahkan kontrol plak.
Kekurangan
: ridge nya harus dipersiapkan agar ada cekungannya.
Pemilihan
pontik dipertimbangkan berdasarkan :
-
Residual ridge (bentuk, besarnya resorbsi, bentuk
permukaan).
-
Lokasi (daerah yang tampak/tidak, peran dalam
fungsi kunyah).
|
2.
Konektor
Ada yang rigid (kaku) dan ada yang non rigid (dengan
pergerakan yang terbatas).
a. Rigid
digunakan untuk yang memerlukan efek splinting maksimal. Sifatnya kuat dan
mudah dibersihkan. Ada yang cast dan ada yang solder (untuk span yang panjang).
b. Non
rigid digunakan untuk kasus jika ada gigi penyangga yang
tidak sejajar inklinasinya. Dapat juga digunakan untuk immediate abutment.
Dapat mengurangi efek ungkit dari gigi penyangga. Namun jenis konektor ini
memiliki efek splinting yang minimal, sulit dalam pembuatannya, dan dapat
patah.
Sumber
: Contemporary Fixed Prosthodontics. Rosentiel. SF, Land. MF, Fujimoto J. Edisi
3. Hal 520-524