Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis
kronis utamanya karena (1) kecepatan perkembangan penyakit yang terlihat pada
individu yang sehat, (2) tidak banyaknya akumulasi plak dan kalkulus, (3)
adanya riwayat keluarga terhadap penyakit agresif. Periodontitis agresif
biasanya terjadi pada individu muda pada usia pubertas dan dapat terlihat juga
pada dekade kedua dan ketiga kehidupan. Penyakit ini dapat lokalisata atau
generalisata.
A. Periodontitis
Agresif Lokalisata
Periodontitis
agresif lokalisata biasanya terjadi pada usia pubertas. Secara klinis,
periodontitis agresif lokalisata dikarakteristikkan memiliki “lokalisata pada
molar pertama/insisivus dengan kehilangan perlekatan interproksimal” pada
paling sedikit dua gigi permanen, yang salah satunya adalah gigi molar
pertama”.
Ciri
khas periodontitis agresif lokalisata adah kurangnya inflamasi klinis meskipun
terdapat poket periodontal yang dalam dan kehilangan tulang yang cepat. Pada
banyak kasus, jumlah plak pada gigi yang terlibat minimal, yang tampak tidak
seimbang dengan jumlah kerusakan periodontal yang ada.
Plak
yang ada membentuk biofilm tipis di gigi dan jarang bermineralisasi untuk
membentuk kalkulus. Walaupun jumlah plak terbatas, namun terdapat peningkatan
jumlah A. actinomycetemcomitans,
dan pada beberapa pasien, Porphyromonas gingivalis.
Seperti namanya, periodontitis agresif lokalisata
berkembang cepat. Bukti menunjukkan bahwa kecepatan kehilangan tulang sekitar
tiga sampai empat kali lebih cepat dibandingkan pada periodontitis kronis.
Gambaran klinis lain dari periodontitis agresif lokalisata adalah (1) migrasi
distolabial pada insisivus maksila dengan dilanjutkan pembentukan diastema, (2)
meningkatnya mobility pada insisivus dan molar pertama maksila dan mandibula, (3)
sensitivitas pada permukaan akar yang terpapar stimulus termal dan taktil, dan
(4) nyeri yang dalam, tumpul dan menyebar selama mastikasi, mungkin disebabkan
oleh iritasi pada struktur pendukung oleh gigi yang goyang dan impaksi makanan.
Periodontitis agresif
lokalisata pada perempuan berkulit hitam berusia 15 tahun yang memiliki
kembaran dengan penyakit yang sama. Gambaran klinis memperlihatkan plak dan
inflamasi yang minimal.
B. Periodontitis
Agresif Generalisata
Periodontitis agresif lokalisata
biasanya terjadi pada usia dibawah 30 tahun, namun juga terjadi pada pasien
lebih tua. Bukti menunjukkan bahwa pasien periodontitis agresif generalisata
memproduksi respon antibody yang lemah terhadap patogen. Secara klinis,
periodontitis agresif generalisata dikarakteristikkan dengan “kehilangan
perlekatan interproksimal generalisata yang melibatkan paling sedikit tiga gigi
permanen selain molar pertama dan insisivus”. Kerusakan terjadi secara
episodic, dengan periode kerusakan yang cepat dan diikuti dengan masa terhenti
untuk waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun).
Pasien periodontitis agresif
generalisata memiliki jumlah plak yang sedikit pada gigi yang terlibat. Secara
kuantitatif, jumlah plak terlihat tidak sebanding dengan jumlah kerusakan
periodontal. Secara kualitatif, P. gingivalis, A. actinomycetemcomitans, dan
Tannerella forsythia sering ditemukan pada plak yang ada. Terdapat dua
respon jaringan gingival yang ditemukan pada kasus periodontitis agresig
generalisata. Pertama adalah parah, jaringan terinflamasi akut, sering
berproliferasi, ulserasi, dan berwarna merah api. Dapat terjadi perdarahan
secara spontan atau dengan stimulus ringan. Supurasi dapat menjadi tampilan
penting. Respon jaringan ini dipercaya tampak pada tahap destruktif, dimana
tejadi kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang yang aktif.
Pada kasus lain jaringan gingival
dapat terlihat pink, bebas inflamasi, dan biasanya terdapat stippling, walaupun
stippling dapat tidak ada. Bagaimanapun, poket yang dalam dapat terdeteksi
ketika probing meskipun gambaran klinis tampak ringan. Page dan Schroeder
percaya bahwa respon jaringan ini berlangsung selama masa terhenti dimana
tingkat tulang masih stabil.
Beberapa pasien dengan
periodontitis agresif generalisata dapat memiliki manifestasi sistemik, seperti
kehilangan berat badan, depresi, dan malaise.
Periodontitis
agresif generalisata parah pada pria berkulit hitam 22 tahun dengan riwayat
keluarga kehilangan tulang yang awal karena penyakit periodontal. Gambaran
klinis mem[erlihatkan plak dan inflamasi yang minimal.