Abses adalah kumpulan pus yang biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri. Pus yang ada di dalam abses terdiri dari bakteri, produk
bakteri, sel inflamasi, produk kerusakan jaringan, dan serum. Jadi, abses
merupakan reaksi pertahanan dari jaringan untuk mencegah penyebaran material
infeksi ke bagian lain di tubuh. Abses periodontal merupakan infeksi bernanah
pada jaringan di sekitar poket periodontal yang dapat menyebabkan kerusakan
ligament periodontal dan kerusakan tulang alveolar.
Setelah terjadinya invasi bakteri ke jaringan di
sekitar dinding poket, maka akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah setempat, kenaikan permeabilitas
kapiler disertai kebocoran cairan-cairan yang banyak kedalam ruang intersisial,
seringkali diikuti dengan pembekuan cairan dalam ruang intersisial yang
disebabkan oleh fibrinogen dan protein lainnya yang bocor dari kapiler darah
dalam jumlah berlebihan. Migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke
jaringan dan pembengkakan sel jaringan.
Senyawa kimia yang berupa toksin bakteri, produk
degeneratif dari jaringan meradang, produk-produk komplemen dan beberapa produk
yang disebabkan oleh pembekuan plasma darah dalam area radang mengubah
permukaan bagian dalam endotel kapiler, menyebabkan netrofil melekat pada dinding
kapiler pada area radang (marginasi). Selanjutnya, karena senyawa kimia tersebut
pula maka endotel akan memisah dan terbuka sehingga memungkinkan netrofil
melewatinya (dengan cara diapedesis). Setelah netrofil menuju jaringan cedera
kemudian memfagositosis bakteri, maka netrofil akan mati. Dalam beberapa menit
setelah peradangan, makrofag telah terdapat dalam jaringan dan segera memulai
kerja fagositiknya.
Setelah beberapa hari dalam jaringan meradang akan
terdapat rongga yang mengandung berbagai jaringan nekrotik, netrofil mati,
makrofag mati, dan cairan jaringan. Campuran ini biasanya disebut nanah
(eksudat). Pencairan jaringan nekrotik dipercepat karena leukosit yang mati
melepaskan suatu enzim proteolitik, yaitu tripsin.
Pencairan
jaringan ini memudahkan pengangkutan sisa-sisa jaringan yang mati sehingga
memudahkan penyembuhan setelah proses infeksi dapat ditekan. Cairan eksudat
akan mengalami proses autolysis dan diarbsorbsi ke dalam jaringan sekitar
hingga seluruh proses kerusakan jaringan itu hilang.
Sumber : Jan Lindhe, Niklaus P. Lang, Thorkild
Karring. Clinical Periodontology and Implant Dentistry. 5th Ed.
Blackwell Publishing. 2008. P. 497-8
No comments:
Post a Comment
Dont be shy to just post a comment :)