Sunday, June 3, 2012

Resin Akrilik

Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang.1 Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge.
A.    Klasifikasi
Menurut American Dental Asociation (ADA), resin akrilik dibedakan menjadi dua, yaitu :2
1.      Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization).
Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan.
Energi termal yang diperlukan dalam polimerisasi dapat diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau microwave. Penggunaan energy termal menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.
2.      Resin Akrilik Swapolimerisasi ( Self-Cured Autopolymerizing/Resin Cold Curing).
Merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia.
Resin yang teraktivasi secara kimia tidak memerlukan penggunaan energy termal dan dapat dilakukan pada suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penembahan amintersier terhadapa monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.
B.     Komposisi
Berikut adalah table komposisi dari resin akrilik.3
POWDER
Polymer
Butir polymetakrilat
Initiator
Peroxide seperti benzoil peroxide
Pigmen
Salt dari cadmium of Iron atau organic dyes
LIQUID
Monomer
Methylmetacrylat
Cross-Linking
Ethylenglycoldimethacrylate
Agent
Kira-kira 10%
Inhibitor
Hydroquinone
Activator*
N-dimethyl-P-toluidinol
*hanya pada self-curing materials.
C.     Sifat
Berikut adalah sifat dari resin akrilik.3
1.      Sifat Fisik
Dari penampilannya, resin akrilik memadai. Material tersedia dalam beragam nuansa. Resin akrilik mengandung bermacam pigmen yang dapat dicocokkan pada jaringan pasien dalam beberapa ras.
Nilai Tg dapat bervariasi dari  satu produk ke produk lain tergantung pada berat molekul rata-rata dan level monomer residu. Sebuah nilai yang umum dari Tg untuk resin akrilik polimerisasi panas adalah 1050C. Dimana nilai tersebut merupakan nilai yang lebih tinggi dari suhu dimana basis peroleh selama servis normal. Nilai modulus elastic menurun dan bagaimanapun, potensi creep meningkat jauh pada suhu yang mendekati Tg, dan pasien dapat menyebabkan distorsi dengan merendam gigi tiruan dalam air mendidih. Nilai Tg untuk resin akrilik swapolimerisasi biasanya lebih rendah daripada resin akrilik polimerisasi panas. Nilainya adalah sekitar 900C. Bagaimanapun, ada kesempatan besar dari produk ini mengalami distorsi pada air mendidih. Penggunaan air pada suhu diatas 650C dapat dihindari untuk merendam gigi tiruan. Nilai Tg dapat berkurang menjadi 600C atau lebih rendah jika besar kuantitas dari jumlah molekul rendah atau monomer residunya ada. Hal ini dapat terjadi jika material tidak cured dengan benar dan kebanyakan terjadi di resin akrilik swapolimerisasi.
Resin akrilik memiliki nilai rendah terhadap gravitasi karena terbuat dari kelompok atom bersinar, contohnya carbon, oxygen dan hydrogen.
Resin akrilik dapat digolongkan ke isolator yang baik. Konduktivitas noemalnya sekitar 100-1000 kali lebih rendah dari nilai pada logam dan alloy.
2.      Sifat Mekanik
Dibandingkan dengan alloy seperti Co/Cr dan stainless steel, resin akrilik dapat dikatakan lembut, lemah dan material yang fleksibel. Basis gigi tiruan dibuat dengan ketebalan yang memadai, kaku, dan kuat.
Resin akrilik juga memiliki dampak yang relative rendah terhadap kekuatan dan jika basis ini di jatuhkan pada permukaan kasar, maka kemungkinan terjadinya fraktur adalah tinggi. Dampak kekuatan pada dasarnya adalah ukuran untuk ketangguhan material seperti mengukur energy yang dibutuhkan untuk memulai retak melalui specimen dari dimensi yang diketahui.
Crazing terkadang dapat terjadi pada permukaan dari resin akrilik. Ini merupakan seri dari permukaan retak yang memiliki efek melemahkan basis.
Angka kekerasan Vicker mengindikasikan bahwa polimer resin akrilik relative lembut, terutama jika dibandingkan dengan alloy.
3.      Sifat Kimia dan Biologi
Resin akrilik lambat dalam menyerap air dan nilai ekuilibrium sekitar 2% absorpso dicapai setelah beberapa hari atau minggu tergantung pada ketebalan dari basis.
Absorpsi air dapat menyebabkan perubahan dimensi, walaupun hal ini dianggap tidak signifikan.
Hal yang berhubungan dengan absorpsi air adalah kemampuan beberapa organism berkolon di permukaan dari resin akrilik. Masih belum jelas apakah organism, seperti Candida albicans, terdapat pada permukaan tepat dari gigi tiruan, atau mereka mempenetrasi lapisan luar resin.
Resin akrilik harus diperlakukan dengan tepat dan ditangani dengan hati-hati oleh teknisi yang terlibat dalam manipulasi. Tingkat bubuk akrilik dan monomer MMA pada atmosfer harus berada di batas minimal karena keduanya dapat berbahaya.
Monomer residu dari resin akrilik dapat mengiritasi jaringan dan menyebabkan alergi.
D.    Manipulasi
Rasio polimer:monomer adalah 3:1. Hal ini akan memberikan monomer yang cukup untuk membasahi keseluruhan partikel polimer.
Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu teknik molding-tekanan, dan teknik molding-penyuntikan.2
1.      Teknik Molding-Tekanan
·         Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman.
·         Master model ditanam dalam dentak stone yang dibentuk dengan tepat.
·         Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan kuvet.
·         Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras.
·         Setelah proses pengerasan sempurna, malam dikeluarkan dari mold. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan/diangkat dari air dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam lunak dikeluarkan.
·         Penempatan medium pemisah berbasis alginat untuk melindungi bahan protesa.
2.      Teknik Molding-Penyuntikan
·         Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras.
·         Sprue diletakkan pada basis malam.
·         Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa.
·         Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua bagian kuvet dan kemudian kuvet disatukan kembali.
·         Resin disuntikkan ke dalam rongga mold.
·         Resin dibiarkan dingin dan memadat.
·         Kuvet dimasukkan ke dalam bak air untuk polimerisasi resin. Begitu bahan terpolimerisasi, resin tambahan dimasukkan ke dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diproses akhir, dipoles.
DAFTAR PUSTAKA
   2.      K. Anusavice. Philip’s Science and Dental Materials. 11th Ed. Elsevier Science. 2003
   3.      McCabe JF and Walls AWG. Applied Dental Materials. 9th Ed. Blackwell. Munksgaard. 2008   

5 comments:

  1. klasifikasi resin akriliknya di buku philips halama berapa ya? makasih

    ReplyDelete
  2. ada di halaman 164. Philip's edisi 11.

    ReplyDelete
  3. informasi yang bermanfaat, terimakasih,silahkan cek juga http://www.ahlibeton.co.id/2015/09/floor-hardener.html untuk pembuatan floor hardener

    ReplyDelete
  4. Komoposisi akrilik d buku john dental material itu halamn berapa? Makasih sebelumnya

    ReplyDelete

Dont be shy to just post a comment :)